Upgrade Layanan Voice
Halo semua, apa kabar? Semoga pada sehat semua yaa. Aamiin. Ini postingan pertama ane nih di tahun ini setelah vakum lama beuud gak pernah update n nulis di blog lagi. Terakhir ane nulis di tahun kemaren dan ane cek ini blog udah usangan banyak sarang laba-laba wkwkw.. Oke deh langsung aja, sebelum-sebelumnya ane buat tulisan tentang Lab tapi kali ini ane coba share pengalaman tentang kerjaan ane.
Dari judul tulisan ini udah jelas Upgrade Layanan Voice, berarti udah ada perangkat yang terpasang sebelumnya (exsisting). Perangkat yang terpasang yaitu ip phone non-Cisco dan CUCM. Jobdesk ane yaitu ganti perangkat ip phone non-cisco ke cisco wireless ip phone dengan penambahan access point (cisco aironet) sebagai media transmisi dan switch PoE sebagai transmisi untuk access point. Dan satu lagi nambah platform baru (base-on network) open-standard merek cisco tapi ini fungsinya buat audio and video recording. Platform ini yaitu Cisco MediaSense, udah pernah denger? Sedikit ane jelasin, Cisco MediaSense merupakan platform yang digunakan untuk me-record, play, stream, and store media, including audio and video with rich recording metadata. Cisco MediaSense adalah layanan jaringan berbasis protokol SIP yang menyediakan kemampuan merekam media audio and video untuk perangkat jaringan lainnya. Sepenuhnya terintegrasi ke dalam arsitektur Cisco Unified Communications. Info lebih lengkapnya disini.
Jadi, goal dari project ini yaitu layanan voice bisa lebih baik dari sebelumnya. Yang tadinya handset ip phone menggunakan kabel, sekarang pake wireless (bisa mobile). Kemudian setiap conversation di ip phone ter-record di MediaSense yang saling tersinkronasi dengan CUCM.
Jadi, goal dari project ini yaitu layanan voice bisa lebih baik dari sebelumnya. Yang tadinya handset ip phone menggunakan kabel, sekarang pake wireless (bisa mobile). Kemudian setiap conversation di ip phone ter-record di MediaSense yang saling tersinkronasi dengan CUCM.
Ane coba jelasin perangkat-perangkat yang ane pasang:
1. Cisco Catalyst 2960-CX Series
Cisco Catalyst 2960-CX Series (Cisco.com)
Cisco Catalyst 2960-CX Series Compact Switches membantu dalam optimalisasi pengembangan jaringan. Switch ini mempunyai fitur Gigabit Ethernet (GbE) and Multigigabit Ethernet (mGig) yang dapat di-manage dan ini ideal untuk high-speed data connectivity, Wi-Fi backhaul, and Power over Ethernet (PoE+) untuk koneksi perangkat dan penempatan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Koneksi dapat menggunakan kabel single copper atau fiber optik. Switch ini dapat digunakan untuk koneksi ke perangkat seperti ip phone, wireless access points, surveillance cameras, PC dan video endpoints. Info lebih lengkapnya disini.
Cara deploy-nya sama seperti cisco switch managable lainnya, cukup input konfigurasi yang dibutuhkan supaya dapat berjalan dengan baik.
2. Cisco Aironet 1700 Series
Cisco Aironet 1700 Series (Cisco.com)
Cisco Aironet 1700 Series dapat di integrasikan ke controller-based (Unified) atau dikonfigurasikan standalone (Autonomous), support dual-band radio (2.4-GHz and 5-GHz) dan antena yang sudah terintegrasi (AIR-CAP1702I-x-K9). Info lebih lengkapnya disini.
Cara deploy-nya semua cisco aironet sama dan tidak berbeda jauh. Didalam Cisco Aironet ada 2 mode untuk pengoperasionalnya, yaitu:
- Leighweight Access Point (LAP), didalam LAP untuk pengoperasionalnya menggunakan Controller untuk sentralisasi manajemen AP yang di sebut dengan WLC
- Autonomous Access Point (AAP), didalam AAP tidak dibutuhkan Controller, jadi tiap AP memiliki manajemen masing-masing.
Info lebih lengkapnya gimana sih cara mendeploy cisco aironet? Agan-agan bisa baca di blog-nya Mas Danu Wiyoto.
3. Cisco Unified Wireless IP Phone 7925G
Cisco Unified Wireless IP Phone 7925G + Dock Phone (Cisco.com)
Cisco Unified Wireless IP Phone 7925G dirancang untuk pengguna di ruang kerja yang ketat serta lingkungan kantor umum. Hal ini mendukung berbagai fitur enhanced voice communications, quality of service (QoS), and security. Info lebih lengkapnya disini. Berikut data sheet-nya.
Cara deploy-nya cukup mudah, kita daftarkan mac-address wireless ip phone ke CUCM. Kemudian kita manajemen langsung dari CUCM (Directory Number, ID, dsb). Protokol yang digunakan yaitu SCCP (Cisco proprietary). Lalu setting ip address wireless ip phone (static/dhcp), wireless connection disesuaikan dengan SSID yang di broadcast dari access point. Setelah semuanya sudah tersetting dengan baik, pastikan wireless ip phone sudah ter-register ke CUCM dan mendapatkan nomor extention. Kemudian lakukan tes call antar wireless ip phone.
4. Cisco MediaSense
Sedikit udah ane jelasin yaa di atas, lebih lengkapnya bisa baca disini. Berikut beberapa fitur-fiturnya:
- Audio recording, Audio live monitor and Audio play (audio formats, including G.711, a-law, mu-law, G.722, and G.729a/b)
- Streaming support
- Search and play
- Scalability (supports up to 1000 simultaneous)
- Media-retention rules
- Encoding and export
- Application APIs
- High availability and failover
Ini versi-versi yang di rilis cisco sampe saat ini:
- Cisco MediaSense Release 11.0(1)
- Cisco MediaSense Release 10.5(1)
- Cisco MediaSense Release 10.0(1)
- Cisco MediaSense Release 9.1(1)
- Cisco MediaSense Release 9.0(1)
- Cisco MediaSense Release 8.5(4)
- Cisco MediaSense Release 8.5(3)
- Cisco MediaSense Release 8.5(2)
- Cisco MediaSense Release 8.5(1)
Ada tiga server type dalam implementasi MediaSense ini:
- Primary (required) – Mendukung semua operasi database serta operasi media.
- Secondary (optional) – Mendukung semua operasi database serta operasi media. Menyediakan ketersediaan tinggi untuk database.
- Expansion (optional) – Menyediakan kapasitas tambahan untuk operasi media, tetapi tidak untuk operasi database. Expansion server hanya digunakan dalam men-deploy pada 7-vCPU, dan tidak pernah digunakan dalam men-deploy pada modul UCS-E.
Untuk lebih lengkapnya dan requirement server bisa baca disini.
Cara deploy-nya kita bisa install di atas platform fisik atau virtual machine, langkah-langkah instalasi-nya bisa baca disini. Setelah selesai instalasi MediaSense, kita setting MediaSense dan CUCM supaya saling tersinkronasi, langkah-langkahnya bisa baca disini.
Berikut contoh picture dashboard Cisco MediaSense:
4. Cisco MediaSense
Sedikit udah ane jelasin yaa di atas, lebih lengkapnya bisa baca disini. Berikut beberapa fitur-fiturnya:
- Audio recording, Audio live monitor and Audio play (audio formats, including G.711, a-law, mu-law, G.722, and G.729a/b)
- Streaming support
- Search and play
- Scalability (supports up to 1000 simultaneous)
- Media-retention rules
- Encoding and export
- Application APIs
- High availability and failover
Ini versi-versi yang di rilis cisco sampe saat ini:
- Cisco MediaSense Release 11.0(1)
- Cisco MediaSense Release 10.5(1)
- Cisco MediaSense Release 10.0(1)
- Cisco MediaSense Release 9.1(1)
- Cisco MediaSense Release 9.0(1)
- Cisco MediaSense Release 8.5(4)
- Cisco MediaSense Release 8.5(3)
- Cisco MediaSense Release 8.5(2)
- Cisco MediaSense Release 8.5(1)
Ada tiga server type dalam implementasi MediaSense ini:
- Primary (required) – Mendukung semua operasi database serta operasi media.
- Secondary (optional) – Mendukung semua operasi database serta operasi media. Menyediakan ketersediaan tinggi untuk database.
- Expansion (optional) – Menyediakan kapasitas tambahan untuk operasi media, tetapi tidak untuk operasi database. Expansion server hanya digunakan dalam men-deploy pada 7-vCPU, dan tidak pernah digunakan dalam men-deploy pada modul UCS-E.
Untuk lebih lengkapnya dan requirement server bisa baca disini.
Cara deploy-nya kita bisa install di atas platform fisik atau virtual machine, langkah-langkah instalasi-nya bisa baca disini. Setelah selesai instalasi MediaSense, kita setting MediaSense dan CUCM supaya saling tersinkronasi, langkah-langkahnya bisa baca disini.
Berikut contoh picture dashboard Cisco MediaSense:
Selesai deeehhh.. Alhamdulillah.. Setiap panggilan dapat ter-record di MediaSense, walaupun ada beberapa kendala yang dihadapi dan cukup menguras waktu untuk analisa dan troubleshoot. Ada beberapa yang perlu diperhatikan di dalam implementasi ini:
- Kalo komunikasi setiap handset ip phone berjalan antar jaringan WAN, agan harus tahu bandwidth yang dipakai berapa Mbps karena ini sangat penting untuk perhitungan alokasi bandwidth (codec ip phone) pada komunikasi setiap handset.
- Pastikan IOS yang dipakai pada setiap perangkat sudah sesuai dengan yang di rekomendasikan
- Pastikan konfigurasi pada CUCM dan MediaSense sudah benar.
Nah.. Itulah yang bisa ane share walaupun masih jauh dari kesempurnaan, ane berharap ini bisa bermanfaat bagi agan-agan semua. hehehe :)
Komentar
Posting Komentar